Ada Kembali, Teori Polemis yang Sebutkan Ratu Elizabeth II Turunan Nabi Muhammad
Ratu Elizabeth II sudah wafat pada umur 96 tahun pada Kamis lalu sesudah 70 tahun berkuasa atas takhta Kerajaan Inggris. Sesudah meninggalnya, teori lamadan polemis dari pakar riwayat Kerajaan Inggris; Harold Brooks-Baker, yang menyebutkan si ratu turunan Nabi Muhammad SAW ada kembali. Di tahun 1986, sebuah surat yang sedih dicatat Brooks-Baker ke Pertama Menteri Margaret Thatcher, menekan pimpinan Inggris itu membuat perlindungan Ratu Elizabeth II dengan lebih bagus.
“Turunan langsung keluarga kerajaan dari Nabi Muhammad tidak bisa dihandalkan membuat perlindungan keluarga kerajaan selama-lamanya dari teroris Muslim,” catat Brooks-Baker, ahli dari kewenangan riwayat Burke’s Peerage. “Sedikit dijumpai oleh orang Inggris jika darah [Nabi] Muhammad mengucur di pembuluh darah ratu. Tetapi, semua pimpinan agama Muslim senang dengan bukti ini,” tambah ia.
Claim pakar riwayat kerajaan itu dipandang banyak faksi salah. Suratnya ke Margaret Thatcher diperhitungkan sebagai trick untuk mempopulerkan rumor yang dia bikin dan sekarang bisa dibuktikan ada kembali di beberapa media asing,
Berdasarkan teori Brooks-Baker, almarhum raja Inggris tersambung ke Nabi Muhammad lewat Earl of Cambridge era ke-14, yang mempunyai leluhur yang dari Spanyol Muslim era tengah. Jalinan dengan Spanyol ialah dari figur Putri Zaidaasal Sevilla yang memeluk agama islam pada era ke-11—yang disebutkan sudah beragama Kristen dan jadi selir Raja Alfonso VI dari Kastilia. Tidak terang apa Zaida, bagaimana juga, ialah turunan asli Nabi Muhammad. Meski begitu, claim itu sudah memperoleh daya magnet antara beberapa Muslim, di mana bekas Mufti Agung Mesir Ali Gomaa menjelaskan di tahun 2018 jika Elizabeth II mempunyai ikatan darah dengan Nabi semenjak 43 angkatan.
Jalinan di antara bangsawan Inggris dan Nabi Muhammad belum seutuhnya ditampik oleh sejarawan Inggris, di mana David Starkey menjelaskan pada 2018 jika teori itu “benar-benar tidak aneh”. Tetapi, sebagian orang melihat claim Brooks-Baker itu dengan skeptis. “Bila Anda mundur lumayan jauh, Anda bisa mendapati seperti ponakan ke-3 99 kali dihapus untuk siapa saja di dunia,” kata penulis Lesley Hazleton ke History di tahun 2019, menambah jika teori itu bisa didorong sebagai respon pada demonisasi Islam di Barat. Dalam pada itu, lainnya sudah menyaksikan watak Brooks-Baker sendiri untuk memperoleh gagasan yang lebih bagus mengenai teorinya. “Keuntungannya yang besar untuk wartawan ialah jika ia selalu siap untuk membikin komentar yang memikat,” bunyi obituari Brooks-Baker tahun 2005 di The Telegraph. “Kerugiannya ialah ia kerap salah.”