Kapolda Jawa timur: Karena Gas Air Mata, Mereka Menimbun Keluar Kanjuruhan

Posted on

Kapolda Jawa timur: Karena Gas Air Mata, Mereka Menimbun Keluar Kanjuruhan

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afianta menjelaskan pemirsa laga di antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya bersama-sama keluar ke satu titik di Stadion Kanjuruhan, Malang, sesudah polisi tembakkan gas air mata.
“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Selanjutnya terjadi penimbunan dan pada proses penimbunan itu terjadi napas sesak, kekurangan oksigen,” kata Nico.

Nico menjelaskan 127 orang wafat, dua salah satunya anggota Polri. Ia menerangkan 34 orang wafat di stadion, sementara bekasnya wafat saat dibawa ke beberapa rumah sakit di tempat.

Jenderal bintang dua itu menerangkan polisi tembakkan gas air mata karena beberapa simpatisan Arema tidak senang dan ke lapangan. Polisi memandang tindakan mereka mencelakakan keselamatan beberapa pemain dan official.

Mabes Polri mengatakan akan mempelajari ketetapan pemakaian gas air mata oleh anggota yang bekerja dalam penyelamatan itu. Polri akan menyaksikan apa perlakuan yang sudah dilakukan polisi sudah sesuai keadaan yang ditemui atau mungkin tidak.

“Itu sisi dari materi yang dipelajari,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Polres Malang.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebutkan cuma dua pintu keluar yang terbuka dari 14 pintu yang ada saat kejadian kekacauan di Stadion Kanjuruhan.

“Kami anatomi dari Stadion Kanjuruhan, kelak seperti apakah. Hanya dua pintu terbuka, hiruk pikuknya di pintu yang serupa,” kata Anam di Malang.

Tetapi demikian, Anam menjelaskan faksinya masih mempelajari lokasi mayoritas korban yang wafat, apa ada di dekat lemparan gas air mata atau di lokasi lain.

Berlainan dengan Nico, Pemerintahan melalui Menteri Koordinator Sektor Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan keseluruhan korban Tragedi Kanjuruhan sejumlah 448 orang, di mana 125 salah satunya meninggal.

Kejadian berdarah itu terjadi selesai laga Liga I Arema melawan Persebaya. Kejadian penembakan gas air mata dipacu selesai beberapa pendukung Arema masuk lapangan karena teamnya ditekuk oleh team tamu.