Kepala Dishub DKI Terangkan Masalah Jumlahnya Bis Transjakarta Parkir di Pool Saat Jam Repot
Kepala Dinas Perhubungan atau Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo kembali mengonfirmasi masalah tuduhan jumlahnya bis Transjakarta yang terbengkalai dan tidak bekerja.
Dia menepiskan tuduhan masalah bis Transjakarta banyak yang parkir di pool saat jam repot. Menurutnya, bis yang pakir di pool tidak kesemuaannya ditujukan sebagai operasional transportasi khalayak.
“Misalnya parkir di Pool Pinang Ranti sekarang ini terparkir 50 unit. Dari 50 unit yang operasional saat peak hour (jam repot) itu ada 38 unit. Selebihnya sebagai bis bantuan saat penempatan Dishub,” kata Syafrin saat dijumpai kawasan Monas selesai Apel OPS Lilin.
Ia menjelaskan ada lima pool yang memuat bis Transjakarta, yakni Pinang Ranti, Pelopor (Pulogadung), Cawang, dan Kampung Rambutan. Untuk kemampuan tampung bis setiap pool bervariasi.
“Di pelopor atau Pulogadung kira-kira 80 unit, Cawang 80 unit, Kampung Rambutan dan Pinang Ranti 55 unit,” katanya.
Awalnya, Pemerhati Transportasi Azas Tigor Nainggolan memperoleh aduan mengenai kehadiran 40 unit bis Scania milik PT Transjakarta yang diparkirkan saat jam repot di pool Pelopor, Pulogadung, Jakarta Timur.
“Nach untuk ini kali, saya kembali menanyakan ke management PT Transjakarta, ada apakah dengan beberapa puluh bis Scania milik Transjakarta yang diparkirkan atau terbengkalai di pool Pelopor Pulogadung?,” tutur Azas Tigor lewat info tercatat.
Menurut dia, bila memang betul bis Transjakarta diparkirkan di saat jam repot, karena itu Negara dirugikan beberapa ratus miliar.
“Harga bis gandeng Scania Rp5,8 miliar per unit. Jika ada 30 bis tidak digerakkan, karena itu ada kekuatan rugi negara Rp174 miliar. Ditambah dengan bis Metrotrans, yakni harga Rp2,5 miliar per unit,” katanya.
Ia menjelaskan bila 60 unit bis Transjakarta terbengkalai, karena itu kekuatan rugi negara Rp150 miliar dan keseluruhan kekuatan rugi negara capai Rp324 miliar.
“Peristiwa ini harus jadi bahan penilaian. Janganlah sampai warga dipertaruhkan karena Transjakarta salah urus,” katanya.