Komnas Disabilitas Mengharap Stadion di Indonesia Dibenahi supaya Ramah Difabel
Komisi Nasional Disabilitas minta Presiden RI Joko Widodo jadikan Bencana Kanjuruhan, Malang, sebagai momen audit kelaikan stadion-stadion di Tanah Air, terhitung supaya stadion-stadion olahraga inklusif untuk penyandang disabilitas.
Ketua Komnas Disabilitas Dante Rigmalia menjelaskan, berdasar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Penyandang Disabilitas mengatakan jika tiap penyandang disabilitas memiliki hak yang serupa di bagian keolahragaan dan memperoleh akses dan fasilitas yang pantas (AYL) untuk nikmati sarana khalayak.
“Ini momen yang bagus untuk merevitalisasi semua mekanisme tata urus dan sarana olahraga jadi lebih inklusif, gampang dijangkau dan ramah terutamanya untuk supporter dari barisan disabilitas,” kata Dante dalam info tercatat.
Dia memberikan contoh, pengadaan fasilitas yang pantas diawali proses dari keringanan pembelian ticket (ticketing), transportasi khalayak yang inklusif dan terpadu, keringanan mobilisasi di tempat stadion, sampai pengadaan sarana khusus saat laga berjalan.
“Semua stadion seyogianya dibenahi, apa lagi sesaat lagi kita jadi tuan-rumah piala dunia sepakbola umur 20 tahun yang diadakan oleh FIFA,” jelasnya.
Dia mengharap, kerjasama belakangan ini di antara FIFA bersama pemerintahan dalam mengatur tata urus dan sarana persepakbolaan bisa merealisasikan inklusivitas stadion untuk penyandang disabilitas, karena induk sepakbola dunia itu sudah memutuskan standard service dan sarana khusus untuk pemirsa atau fans dengan disabilitas.
“Sarana aksesbilitas ticket dibutuhkan untuk jamin keringanan memperoleh ticket, panitia bisa layani pemasaran ticket lewat mekanisme online di portal digital , dengan beragam kelompok dimulai dari ticket untuk pemakai bangku roda/skuter mobilisasi, akses paling dekat dengan sarana penting seperti toilet dan ruangan tukar, sampai sarana ruangan sensori untuk disabilitas cendekiawan,” terang Dante.
“Sarana transportasi seperti bis lantai rendah yang nyaman untuk pemakai bangku roda/skuter mobilisasi, van pelari cepat sebagai service antar-jemput dari stadion dan stasiun, Service taksi yang bisa dijangkau, dan guiding blok di mayoritas tempat stasiun atau terminal bis,” sambungnya.
Lalu, beberapa sarana dalam stadion juga perlu dibenahi agar dicicipi penyandang disabilitas, seperti ruangan aksesbilitas di semua block toilet, toilet dan ruangan tukar yang aksesibel, sarana info tercatat untuk disabilitas sensorik pendengaran.
Sarana itu mencakup team terbiasa untuk memberikan dukungan dan menolong penyandang disabilitas, Audio-Descriptive Commentary lewat handphone untuk mereka yang mempunyai masalah pandangan.
“Service ini (audio-descriptive commentary) akan dijangkau dengan mengambil program yang hendak memberikan mereka deskripsi mengenai situasi laga dan situasi stadion,” kata Dante.
Dia mengharap, di stadion-stadion olahraga nantinya, ada service khusus dan kontribusi relawan seumpama kontribusi setelah tiba di stadion, service pengiriman ke pintu masuk, tempat parkir khusus penyandang disabilitas, kontribusi bangku roda dan tuntunan ke bangku lewat jalur yang nyaman oleh sukarelawan, jalur khusus dan lajur fokus di titik masuk.