Lagu Paling akhir Ferry Mursyidan Baldan Saat sebelum Diketemukan Wafat Dunia
Wakil Menteri ATR/BPB Raja Julianto ikut mengantar mayat Ferry Mursyidan Baldan ke tempat beristirahat terakhir kalinya di Tempat Penyemayaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat. Dijumpai, dia diketemukan tidak bernyawa di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Jumat (2/12) tempo hari.
“Saya diutus oleh Pak Menteri Hadi Tjahjanto untuk mendatangi penyemayaman salah seorang menteri terbaik yang dipunyai oleh negeri ini, Pak Ferry Mursyidan Baldan,” kata Raja Julianto ke reporter di TPU Karet Bivak, Jumat (2/12) malam.
Saat sebelum Ferry wafat, dia akui, sempat berjumpa dengan mendiang sekitar 3x. Tatap muka pertama dilaksanakan di saat di Taman Pusara Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
“Pertama, yang pertama dari 3 tatap muka paling akhir itu di TPM Kalibata, saat memakamkan profesor, sempat terlibat perbincangan lama saat sebelum memendam mayat,” katanya.
Lalu, yang ke-2 tatap muka itu terjadi di saat mengingati Hari Agraria dan Tata Ruangan (Hantaru) 2022. Dalam aktivitas itu, beberapa bekas menteri ATR/BPN juga di undangan pada acara itu.
“Ke-2 pada peringatan Hantaru Hari Agraria dan Tata Ruangan . Maka, ada adat baik di ATR/BPN mengundang bekas menteri, saat itu tiba Hendarman Supandji, Pak Sofyan Djalil dan Ferry Mursyidan Baldan, ada juga Pak Basuki sebagai Menteri PUPR yang banyak kerjakan kerja dengan kami,” terangnya.
Pada tatap muka yang ke-2 tersebut, dia baru ketahui, bila mendiang menyukai atau sukai dengan lagu Chrisye. Karena, Ferry Mursyidan Baldan waktu itu menyanyikan lagu si legendaris itu banyak.
“Nach saat itu saya ingat beliau dengan pak menteri terkadang saya juga ikut, lagu Chrisye entahlah berapakah lagu kemungkinan satu album dari Chrisye itu mereka nyanyikan berdua. Itu tatap muka ke-2 saya paling akhir,” bebernya.
“Dan tatap muka ke-3 saya saat pernikahan anaknya Pak Pipo ya salah seorang Dirjen, tetapi saya berdua sedikit cakap-cakap karena beliau tiba saat saya ingin pulang,” tambahnya.
Walau begitu, dia menyebutkan, mendiang jadi orang yang ramah dan gampang berkawan dan menegur seseorang. Hal inilah yang selanjutnya banyak pelayat yang mengantar Ferry ke tempat beristirahat terakhir kalinya.
“Tetapi secara general beliau orang yang ramah ya, orang yang supel, mudah menegur, punyai perkawanan yang paling kuat dan saya anggap hal tersebut yang dirasa oleh beberapa orang. Hingga, ini hari kita menyaksikan seperti lautan manusia ya,” katanya.