Peranan Menhan Prabowo Subianto dalam Lahirnya Rantis Maung: dari Berikan Nama sampai soal Inovasi

Posted on

Peranan Menhan Prabowo Subianto dalam Lahirnya Rantis Maung: dari Berikan Nama sampai soal Inovasi

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose menyebutkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mempunyai peranan besar atas kelahiran kendaraan taktis (rantis) Maung, produksi industri pertahanan dalam negeri. Dia menjelaskan semenjak mengawali kedudukannya sebagai Menhan Kabinet Indonesia Maju, Prabowo telah aktif berbicara dengan Pindad berkaitan gagasan pembikinan rantis 4×4.

“Semenjak tahun awalnya jadi Menhan, beliau menanyakan masalah tactical vehicle 4×4; selanjutnya Pindad membuat dan beliau berikan nama Maung. Itu yang pertama sekali,” kata Abraham dalam info tercatat.

Menurut Abraham, Prabowo tidak stop senang cukup dengan kedatangan Maung yang pertama. Prabowo terus minta bermacam pengembangan dan pembaruan sampai pada akhirnya Pindad mengeluarkan angkatan ke-3 rantis itu. Angkatan ke-3 Maung sempat terlebih dahulu dikenalkan ke khalayak melalui unjuk gigi di gelaran Indo Defence Expo dan Komunitas 2022 pada November 2021.

Pada 18 Januari lalu, di antara Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmikan nama kendaraan itu dengan masih tetap mengangkat nama Maung.

Abraham menerangkan Maung angkatan ke-3 mempunyai kelebihan utama dari sisi body mobil yang memungkinkannya kendaraan itu lebih kuat dalam bermanuver di beberapa medan ekstrem.

“Lebih hebat dari awal sebelumnya, dari sisi performnce, secara power, susunan body, dan dari sisi performa lebih bagus,” ucapnya.

Gagasan bangun pabrik mesin mandiri
Ia menambah Prabowo selalu menggerakkan Pindad untuk selalu meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Maung, yang sekarang ini ada pada range 65 %. “Pindad selalu mengikutsertakan tenaga pakar dan sumber daya manusia (SDM) mumpuni untuk merealisasikan kenaikan TKDN itu, ucapnya.

Dalam kurun waktu dekat, PT Pindad merencanakan meningkatkan TKDN dengan membuat pabrik mesin mandiri.

“Jika (pabrik mesin) telah berada di Indonesia, dimulai dari bodynya, tubular frame, dan mesin bisa dibikin di Indonesia; karena itu TKDN akan naik dekati 70 sampai 80 %,” tutur Abraham.