Prabowo Tanda tangan Persetujuan dengan WHO Wujud Pusat Training Klinis Genting di Unhan RI
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tanda-tangani persetujuan di antara Pemerintahan Indonesia dan World Health Organization (WHO) untuk membuat pusat training multi-negara buat persiapan operasional genting kesehatan dan Team Klinis Genting (Emergensi Medical Tims/EMT) di Kampus Pertahanan (Unhan) RI.
Persetujuan ini diikuti dengan penandatanganan MoU. Arah dari persetujuan ini untuk tingkatkan kemampuan Indonesia, beberapa negara Asia, dan negara disekelilingnya agar bisa melakukan tindakan cepat saat terjadi kondisi genting
MoU ini diberi tanda tangan oleh Prabowo, Menteri Kesehatan (Menteri kesehatan) Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dilihat oleh Menko Polhukam Mahfud MD, sebagai wakil Presiden RI di antara penerapan KTT G20 hari awal di Nusa Dua Bali, Selasa.
“Mempunyai team klinis genting yang trampil ialah sisi dari jalan keluar, tapi latih team ini memerlukan investasi yang signifikan, konsentrasi yang terus-menerus, dan support specialist, yang tidak bisa dijangkau oleh semua negara secara berdikari.
Ini membuat kerja-sama multi-negara jadi penting,” terang Prabowo. “Kita semakin aman dan kuat saat kita mempersiapkan kita bersama,” sambungnya. Dia juga menerangkan jika pembangunan pusat training ini jadi usaha untuk persoalan ketimpangan pengatasan wabah di beberapa wilayah, khususnya dalam persiapan personil.
Dalam pada itu, Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperjelas jika teror kesehatan, dalam masalah ini penyakit sebagai teror paling besar. Adapun perang menantang penyakit sama seperti yang sudah dikerjakan dalam menangani wabah Covid-19 harus dilaksanakan bersama.
“Kami perlu belajar dari TNI dan Kemhan dalam melakukan management pengatasan wabah yang sudah dilakukan semestinya seperti saat berperang,” tutur Budi. Menko Polhukam Mahfud MD yang sebagai wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kesempatan itu menjelaskan menggerakkan penuh kesuksesannya implikasi dari MoU ini.
“Saya mengharap kerja-sama ini sanggup tingkatkan persiapan Indonesia dan beberapa negara di teritori dalam hadapi keadaaan genting dan tingkatkan kemampuan dan persiapan untuk hadapi wabah yang kemungkinan terjadi di periode kedepan,” tegasnya.
MoU yang diberi tanda tangan ini berisi salah satunya langkah kerja-sama dan kerjasama di antara Indonesia dan WHO, didasari pada beberapa langkah yang diaplikasikan oleh Kemhan RI dan Kemen kes RI, searah dengan Keputusan Presiden untuk mengurus wabah Covid-19 dan permasalahan keamanan kesehatan yang lain.
Pusat training multi-negara memungkinkan Indonesia dan beberapa negara lain untuk mempunyai training pendamping lewat paket training baru yang inovatif terhitung latihan replikasi. Training akan meliputi beragam sektor, terhitung mengurus kondisi genting kesehatan warga, management klinis dan logistik, dan imbas klinis, sosial, dan ekonomi dari kondisi genting.
Ikut datang dalam penandatanganan MoU ini, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Dr Poonam Khetrapal Singh, Perwakilan Negara WHO untuk Indonesia Dr N Paranietharanand dan petinggi di lingkungan Kemhan, Kemenkes, Kemlu, dan Unhan RI.