Ketertarikan Anies Saat Tahu Namanya Masuk Radar Calon presiden Demokrat: Siapa Saja?
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat demikian semangat sewaktu mengetahui namanya disebut masuk radar capres (calon presiden) 2024 Partai Demokrat.
Saat ditanyakan responnya berkaitan hal itu, Anies ingin ketahui siapa figur yang lain yang digotong Partai Demokrat untuk Penyeleksian Presiden (Pemilihan presiden) 2024 kedepan.
“Siapa saja? Siapa saja yang digotong?” kata Anies saat dijumpai selesai acara dialog bertema ‘Situasi Politik Mendekati Pemilu/Pemilihan presiden 2024’ di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan.
Saat disebutkan salah satunya nama yang prospektif ialah dianya, Anies cuma tersenyum. Ia lalu berseloroh ke mass media jika ini ialah hari liburan.
“Hari ini Sabtu bukanlah pada liburan. Ini tuch, aduh saya tinggal satu bulan kembali sabar donk getho kan. Selesaiin dahulu di sini,” papar bekas Menteri Pengajaran dan Kebudayaan (Mendikbud) ini.
Anies pilih menjawab normatif, jika dianya akan menuntaskan pekerjaan sebagai Gubernur DKI Jakarta lebih dulu. Menurut Anies, ia bisa bergerak bebas berakhir periode kedudukannya jadi orang nomor satu di Jakarta pada 16 Oktober 2022 kedepan.
“Saya saat ini kerjain dahulu Jakarta. Kelak tinggal sebulan. Usai sebulan baru bebas,” tutur ia.
Awalnya, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengutarakan jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masuk ke radar akan capres (Calon presiden) Partai Demokrat.
Menurutnya, Anies punyai chemistry dengan Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Sudah beberapa tersebar (nama Anies Baswedan). Beliau punyai wacana bagus dan punyai chemistry dengan AHY. Tetapi ini masih tingkat finalisasi,” kata Syarif Hasan saat dijumpai di Gedung JCC Senayan, Jakarta.
Syarief menjelaskan, Majelis Tinggi Partai Demokrat tengah menggodok nama akan capres-cawapres yang hendak digotong untuk Pemilihan presiden 2024 kedepan. Dalam kurun waktu dekat, Demokrat akan umumkan sama siapa akan bergabung.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan siap maju dalam kontestasi Penyeleksian Umum (Pemilu) sebagai capres (calon presiden) pada 2024. Ini, diutarakan Anies saat diwawancara oleh sebuah media asing saat ada di Singapura.
“Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden bila sebuah partai mencalonkan saya,” kata Anies ke Reuters seperti diambil dari Taipeitimes.
Anies akan akhiri periode kedudukannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2022 kedepan. Sepanjang beberapa waktu terakhir, namanya selalu ada dalam beragam survey mandiri sebagai salah satunya figur yang diprediksi akan ikuti Pemilihan presiden 2024.
Menyikapi hal itu, Anies menjelaskan survey itu cukup mengagetkan, karena dia belum berkampanye. Disamping itu, ia masih memegang jadi orang nomor satu di Ibu Kota. Menurut Anies, survey itu malah memberinya tambahan keyakinan.
“Survey yang tidak disuruh ini terjadi bahkan juga saat sebelum saya berkampanye, saya berpikir mereka memberikan saya semakin banyak integritas,” kata Anies.
Dalam survey, riset menjelaskan Anies menjadi satu diantara capres paling populer di Jakarta. Disamping itu, memegang jadi orang nomor satu di DKI Jakarta dipandang seperti status batu loncatan ke arah bangku kepresidenan.
Satu diantaranya, seperti Presiden Joko Widodo yang dahulu sebagai Gubernur DKI Jakarta saat sebelum memenangi ajang Pemilihan presiden pada 2014.
Diambil dari Taipei Times, Reuters menyentuh masalah Anies yang dipilih jadi Gubernur DKI Jakarta sesudah memperoleh support dari barisan Islam garis keras saat bertemu dengan Basuki Tjahaja Purnama di Penyeleksian Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 kemarin.
Pada waktu itu, Anies yang dijumpai berpedoman Islam moderat, dipandang tidak banyak berbuat untuk membenahi perpecahan agama dan komunal yang melebar di negara Indonesia yang dengan penduduk sebagian besar Muslim paling besar di dunia. Tetapi, Anies menjelaskan peraturannya sebagai gubernur sudah “mempersatukan rakyat Jakarta”.
“Dahulu, orang beranggapan mengenai saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang hendak saya kerjakan di kantor. Saat ini, saya sudah memegang sepanjang 5 tahun, jadi nilailah saya berdasar realita dan reputasi,” katanya.